10 Tips Mengajarkan Pertobatan

10 Tips Mengajarkan Pertobatan

Pertobatan terkadang terdengar sangat menakutkan dan juga membingungkan bagi anak-anak dan juga remaja. Berikut ini adalah beberapa tips untuk mengajarkan pertobatan dengan cara yang penuh kasih dan memberdayakan. Pentingnya pertobatan tidak dapat terlalu ditekankan. Bagaimana pun juga, kotbah publik yang pertama kali Yesus sebarkan kan adalah “Bertobatlah!” (Markus 1:15)—Dan jika itu sangat tinggi dalam daftar Yesus, kita juga harus memperhatikannya. Tetapi seberapa baik kita bertobat? Mazmur 32 adalah tempat yang indah untuk mengeksplorasi sifat dan proses pertobatan yang mendalam. Berikut adalah lima langkah penting:

Tips Mengajarkan Pertobatan

  • Tetap sederhana. Anda dapat mengajar anak-anak Anda “ketika kita berdosa, kita berbalik kepada Tuhan,” tetapi “ketika kita bertobat, kita berbalik kepada Tuhan”1 untuk berbuat lebih baik.
  • Fokus pada hal positif. Tidak peduli apa yang terjadi, “Pertobatan selalu positif.”2 Itu bukan hukuman untuk perilaku buruk. Ini adalah kesempatan untuk mencoba lagi dan mendekatkan diri kepada Tuhan. Dorong anak Anda untuk berpikir tentang apa yang mereka lakukan dan bagaimana mereka dapat berbuat lebih banyak.
  • Tekankan kehidupan sehari-hari. Pertobatan adalah untuk dosa-dosa kecil dan juga untuk dosa-dosa besar. Pertobatan setiap hari berarti koreksi yang sering, seperti kapal yang terus melaju. Bantu anak Anda mengenali cara-cara kecil untuk berkembang setiap hari.
  • Beri ruang untuk kesalahan. Bantu anak Anda memahami bahwa kesalahan dapat menjadi bagian dari pembelajaran. Bantu mereka menghadapi konsekuensi dari pilihan mereka dan mencari cara untuk memperbaikinya kembali. Ajari mereka untuk berpaling kepada Tuhan untuk meminta bantuan.
  • Jadilah contoh. Ketika Anda melakukan kesalahan, akui itu. Anda harus cukup rendah hati untuk meminta maaf kepada anak-anak Anda. Perlihatkan kepada mereka bagaimana Anda bekerja untuk memperbaiki situasi, dan bagikan kesaksian Anda tentang bagaimana Juruselamat membantu Anda berubah.
  • Personalisasikan. Sewaktu Anda mengajari anak-anak Anda asas-asas pertobatan3, sadarilah bahwa proses pertobatan tidak akan sama untuk semua orang. Ini bukan serangkaian kotak yang harus diperiksa. Ini adalah proses pertumbuhan yang berkelanjutan. Ini tentang keinginan hati kita dan bagaimana kita berusaha untuk mendamaikan diri kita dengan Juruselamat. Kita tahu bahwa kita telah sepenuhnya bertobat ketika kita merasakan kedamaian, sukacita, dan pengampunan.
  • Terlihat panjang. Sangat mudah untuk berkecil hati ketika Anda membuat pilihan yang salah yang sama berkali-kali. Ajarkan kepada anak-anak Anda bahwa selama mereka terus bertobat, Allah akan terus mengampuni mereka (lihat Moroni 6:8) Jelaskan bahwa kerja keras sangatlah penting. Sewaktu kita berjuang dan menanggalkan manusia duniawi (lihat Mosia 3:19), kita menjadi lebih seperti Allah.
  • Bedakan antara rasa bersalah dan malu. “Dukacita menurut kehendak Allah” adalah kondisi yang diperlukan untuk pertobatan (lihat 2 Korintus 7:9–10). Tetapi jika anak Anda merasa tidak layak atau putus asa setelah bertobat, rasa malu mungkin menjadi penyebabnya. Selalu kasihi anak-anak Anda dan katakan, “Ketika kita berbuat dosa, kita kurang layak, tetapi tidak pernah kurang layak!” 5 Jika perlu, pertimbangkan untuk bertemu dengan uskup atau penasihat profesional Anda dengan kunjungi website.
  • Memahami Pendamaian Juruselamat. Ajari anak-anak Anda bahwa Yesus Kristus menebus semua penderitaan kita, bukan hanya dosa-dosa kita (lihat Alma 7:11–12).Korban perundungan sama sekali tidak bersalah. Bantulah mereka berpaling kepada Juruselamat untuk kedamaian dan penyembuhan.
  • Lanjutkan untuk menunjuk kepada Juruselamat. Ajari anak-anak Anda bahwa Juruselamat memahami kesulitan mereka dan dapat membantu mereka mengatasinya. Bersaksilah tentang Dia sering di rumah Anda. Imbaulah anak-anak Anda untuk berdoa, melayani, menelaah tulisan suci, dan melakukan hal-hal lain yang akan membantu mereka mengenal Dia lebih baik sehingga mereka secara alami akan mencari bantuan-Nya dalam mengatasi kelemahan mereka.

Baca Juga : Alasan Mengapa Tuhan Memberikan Cobaan